“Jika getho, saya sendiri yang pergi. Kamu di Judi Slot Online dalam rumah menjaga anak – anak. Agar mereka bisa pengajaran yang bagus di Jawa. Saya jauh hanya tubuhnya, pemikiran sama jiwa masih tetap ada di sini, sama kamu, sama anak – anak.” Bapak mohon pamit ke Ibuk dan kami berempat yang terakhirnya di Dermaga Tanjung Mas Semarang.
Mendekati kepergiannya, Mbak Eka selalu menangis, selalu meminta tidur dengan bapak. Berlainan dengan saya, Arya, dan Nabil, sikap kami biasa-biasa saja waktu itu. Seakan tidak pahami atau ada merasa tidak perduli dengan Bapak.
Semarang, tahun akhir 2001.
Ini jadi awalnya di mana Ibuk dipaksakan mengasuh kami sendirian. Seperti petir pada siang berlubang, Bapak mendapatkan Surat Keputusan jika dia harus berpindah ke Pontianak beberapa waktu kembali. Saat itu saya masih kelas 1 Sekolah Dasar, kakakku Mbak Eka duduk di kelas 4, dan ke-2 adik lelakiku masih Taman Kanak – Kanak. Saya masih belum mengetahui apa – apa saat itu.
“Saya bisa SK baru, tahun depannya berpindah Judi Slot Online. Kamu sama anak – anak turut ya! Kelak tolong tolong diurus pindahannya!”
“Kok datang – datang? Itu sesaat lagi lho. Hanya 3 bulan, tidak siap – siapnya. Belum juga berpindah sekolah anak – anak. Dinar sama Nabil baru masuk sekolah lho, uang gedungnya baru lunas bulan tempo hari.”
“Uang agar saya yang urus, kamu urus yang lain saja. Tidak perlu terlampau membawa banyak barang, yang tidak kepakai, kasih orang saja.” Bapak dan Ibuk mengulas semua. Awalannya mereka merencanakan membawa kami berempat Judi Slot Online. Mereka cari info sekolah swasta yang bagus buat kami, cari rumah dinas untuk ditempati kelak, dan semua kepentingan untuk kepindahnya kami ke situ. Dasarnya, kami cuman tahu kelar.
Sebulan mendekati kepindahnya kami ke Pontianak, Ibuk melangsungkan selametan atau acara berkumpulnya keluarga dan tetangga sekitaran untuk berdoa dan makan bersama. Semua bergabung dan senang. Tidak lupa, Ibuk mengundang Slot judi terpercaya keluarga yang tinggal diKediri, Pekalongan, dan banyak daerah di Semarang. Kami semua mengharap jika kepindahnya kami ini berjalan mulus dan tidak ada apa saja pada kami semua.
Dua minggu mendekati kepindahnya kami Judi Slot Online, ada kejadian yang Agen judi membuat Ibuk menangguhkan niat untuk berpindah. Perselisihan etnis yang terjadi diPontianak kembali membara. Informasi itu jadi headline di koran dan judul khusus di tv. Kepala manusia ditenteng ditampilkan di jalan raya, atau disepak seperti bola. Anehnya, aktor juga terlihat benar-benar berbangga dan Slot judi terpercaya senang dengan perlakuan itu. Nyawa manusia seakan jadi tidak bernilai di depan mereka yang benseteru.
Ibuk merayu Bapak supaya tidak jadi Judi Slot Online. Takut turut serta dan menyaksikan hal Agen judi hal itu. Mereka berdua kembali bergumul. Memeras otak untuk kebaikan kami semua.
“Bagaimana? Saya takut kenapa-kenapa. Itu diKotanya. Pada tempat kamu kelak. Madura musuh Melayu. Bagaimana jika waktu di jalan diamankan, dimutilasi seperti di informasi. Jika saya sama anak – anak saksikan, kan takut.”
“Sudah, jika saya memang seharusnya pergi, SK telah turun, tidak dapat ditampik.” Ibuk cuman dapat tersedu. Kepalanya bertumpu pada pundak Bapak. Mata Bapak memandang nanar pada kami semua yang Agen judi bergabung Slot judi terpercaya melihat tv Judi bola terbaikruangan tengah. Bapak seorang Karyawan Negeri Sipil yang bekerja di bawah Kementerian Keuangan. Dia harus ikhlas tinggalkan kami untuk pekerjaan negara.
Hari yang tidak diharapkan datang. Kami mau tak mau melepaskan keperginya Bapak. Kami Agen judi mengantar Bapak sampai di dermaga. Ibuk dan Mbak Eka, terisak – isak menangis. Saudara kami usaha untuk menentramkan, memberinya penghiburan agar kami berpikir positif. Dekapan hangat Bapak hari itu, tidak akan saya siakan, karena akan perlu saat yang cukup lama untuk memperolehnya kembali.
Beberapa minggu sesudah kepergiannya Judi Slot Online Ibuk memperoleh surat pertama dari Bapak. Dia membacakannya ke kami. Pokoknya kondisi Bapak baik dan ada instruksi selalu untuk mengirim surat tiap bulan. Kami sama, kami harus tuliskan surat untuk dikirimkan ke Bapak.
“Kelak menulis suratnya, ya! Esok lusa tidak situs terbaik mengajak ke Kantor Pos, dikirimkan. Dicatat yang baik, agar Bapak mudah bacanya!” perintah Ibuk ke kami saat telah masuk bulan akhir.
Usai belajar, kami disuruh Ibuk untuk menulis surat kami masing – masing. Ibuk membagi Agen judi selembar kertas HVS polos buat kami menulis surat. Ibuk cuman memantau kami yang duduk bersebelahan Judi bola terbaik meja besar tempat kami belajar. Terkadang, dia membimbing Nabil dan Arya yang belajar menulis. Dia benar-benar sabar dan tekun mengajarkan kami.
Saya ingat terang apa yang selalu kutuliskan. Saya selalu tuliskan kata kangen, Slot judi terpercaya bercerita semua aktivitas sekolah, mengirim kertas situs terbaik ulangan, terkadang saya tempelkan stiker kegemaranku dikertas surat atau menggambar suatu hal yang lucu di situ.
Sama seperti seperti saya, Mbak Eka, Arya dan Nabil mengirim surat. Yang paling lucu, adikku Nabil. Saat itu dia masih kekecilan untuk pahami. Dia justru tuliskan figur – figur kartun yang dia sukai dalam surat yang bakal dikirimkan ke Bapak. Ibuk selalu ketawa saat membaca surat yang dibikin Nabil, seperti oasis Judi bola terbaik tengah-tengah gurun pasir yang luas. Melegakan kerongkongan yang kering. Walaupun demikian, Ibuk masih tetap mengirimnya ke Bapak.
Sekurang-kurangnya satu minggu sesudah kami mengirimi surat, Pak Pos tiba bawa balasan dari Bapak. Kami biasa membuka bersama sesudah jam belajar usai. Amplop cokelat besar yang dilem ke-2 ujungnya, dengan perlahan-lahan Mbak Eka membuka dengan gunting. Dia membagi surat balasan buat kami satu – persatu, sama sesuai nama yang ada tercatat Judi bola terbaik kertasnya.
Surat singkat tulisan tangan Bapak berisi petuah dan nasihat arif. Kertas suratnya bermotifkan burung elang yang situs terbaik terbang. Di tengah-tengah lipatan surat, disembunyikan beberapa lembar uang kertas bagiku.
Buat Dinar,
Buat Dinar,
Bapak baik Judi bola terbaiksini. Kamu Agen judi bagaimana sekolahnya? Bulan tempo hari ulangan bisa bagus, Bapak situs terbaik kasih hadiah ya! Minta bantuan Ibuk buat antara membeli mainan atau buku. Belajar terus agar nilainya masih tetap bagus. Tidak boleh nakal sama Mbak Eka dan adik-adikmu. Nurut sama Ibuk!
Bapak.
Melalui selembar kertas yang tiba Judi bola terbaik bulan akhir, saya bisa mengenalinya, melepaskan kangen dan bercerita apa yang tidak bisa kuucapkan langsung. Rasakan memiliki figur yang mengasihiku selainnya Ibuk. Walaupun raganya tidak dengan kami, saya rasakan cintanya. Photo memiliki ukuran A4, deskripsi mukanya selalu kami pandangi saat rindunya. Sama-sama berangkulan untuk sama-sama memperkuat.
Saya makin terlarut dalam daya ingat periode kemarin. Terisak sendirian, menggenggam photo usang sudut ruang sepi.
“Artikel ini sebagai kiriman dari pembaca hipwee, konten artikel seutuhnya sebagai tanggung jawab pengirim.”
trying to be a better ‘cungpret’